Selasa, 09 Juni 2015

Dewan Kesenian Palembang Gelar Workshop Wayang Palembang

  • Jum'at, 29 November 2013 06:25
  • Oleh:  Febri S
Dalang Wayang Palembang, Wirawan, sedang latihan di Sanggar  Sri Palembang dan Ketua Panitia Workshop Isnayanti Syafrida (29/11) Dalang Wayang Palembang, Wirawan, sedang latihan di Sanggar Sri Palembang dan Ketua Panitia Workshop Isnayanti Syafrida (29/11) Foto: Sayangi.com/Ardhy

Palembang, Sayangi.com - Dewan Kesenian Palembang (DKP) selama dua hari (29-30 November) akan menggelar  workshop singkat Wayang Palembang, di Hotel Paradise Palembang.

Menurut ketua panitia, Isnayanti Syafrida, workshop yang diikuti oleh 100 peserta ini akan diisi dengan materi pemahaman sejarah dan teknik penyajian wayang Palembang. "Separuh di hari pertama, peserta akan disuguhi materi teori sejarah wayang secara umum dan hubungannya dengan Wayang Palembang.  Kemudian dilanjutkan mengenal wayang Palembang secara detail," kata Isnayanti kepada Sayangi.com (29/11).

Dalam workshop ini, tambah pengurus DKP yang akrab dipanggil Yanti ini menampilkan Sumari, Nara Sumber dan Tutor dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Pusat dari Jakarta, Cahyo Wibisono dari PEPADI Sumatera Selatan, Ahmad Syukri Ahkab mantan dalang Wayang Palembang dan Wirawan selaku dalang dari kelompok Sri Palembang.

Yanti berharap workshop yang singkat ini paling tidak dapat memberikan pemahaman kepada peserta dan masyarakat Palembang tentang keberadaan Wayang Palembang. "Selama ini masih banyak yang belum tahu bahwa Palembang memiliki kesenian wayang. Banyak yang beranggapan wayang hanya ada di Jawa. Nah, dalam workshop ini nanti akan diketahui, bagaimana sebenarnya wayang Palembang dan apa hubungannya dengan Wayang Jawa," ujar Yanti.
Sementara itu, seorang dalang Wayang Palembang, Wirawan, mengatakan adanya kegiatan Workshop ini merupakan penghargaan bagi perkembangan wayang Palembang. "Walaupun singkat, tetapi akan sangat bermanfaat  bagi kemajuan wayang Palembang. Aku sangat senang," ujar Wirawan.
Saat ini, kata Wirawan, Wayang Palembang memang belum banyak yang dikenal oleh masyarakat Palembang, padahal masa lalu pernah populer dan cukup sering tampil, terutama di RRI Palembang.
Ditambahkan oleh Wirawan, perhatian pemerintah terhadap seni tradisi wayang Palembang pun belum ada. Padahal Wayang Palembang, meskipun berasal dari Jawa tetapi berbeda dan memiliki kekhasan sebagai kesenian Palembang. "Wayang Palembang merupakan kesenian hasil akulturasi budaya Jawa dengan budaya Palembang. Beberapa perbedaan dengan wayang Jawa, misalnya bahasa, bentuk wayang, dan tokoh" kata Wirawan.
Wirawan bercerita, bahwa kepandaiannya mendalang mewarisi dari ayah dan yai (kakek) nya. "Aku belajar mendalang sebenarnya setelah dewasa inilah. Sebelumnya aku kurang begitu peduli, walaupun sering melihat ayah mendalang. Tetapi aku pikir, jika tidak kuteruskan, wayang Palembang ini akan punah. Karena itu, aku belajar cara mendalang," kata Wirawan.
Berdasarkan infromasi dari Pusat Data Wayang Indonesia (PDWI) diperkirakan wayang Palembang berasal dari Jawa pada abad XVII dibawa oleh seorang yang pindah ke Palembang. Lalu, dikembangkan oleh Nenek Moyang Dalang Kiagus Rusdi Rasyid (yai (kakek) nya Wirawan) terbatas hanya di lingkungan keluarga.
Ada yang mengatakan wayang Palembang berasal dari Tanggerang. Tetapi ditilik dari wayang yang paling tua, jelas bahwa wayang tersebut didatangkan dari Jawa. Sedang wayang-wayang srambahan ‘tokoh-tokoh pelengkap’ dibuat di Palembang.
Sedangkan wayang-wayang yang paling baru adalah wayang-wayang yang dibuat oleh pengrajin wayang gaya Surakarta dan juga Yogyakarta. Namun kalau dirunut lakon-lakon cerita wayang Palembang motif-motifnya sama dengan wayang purwa Jawa. Misalnya lakon Prabu Indrapura yang motif ceriteranya mirip dengan lakon Petruk Dadi Ratu.
Tokoh-tokoh Wayang khas Palembang misalnya Bambang Tosena. Dia adalah anak dari Arjuna. Iringan pagelaran menggunakan seperangkat gamelan pelog dengan caturan/gendhing yang sudah mengalami pengolahan bentuk dan harmoni. Dari catatan seorang dalang bernama  Bapak Syah HM, Hanan yang lahir tahun 1909. Pada era sebelumnya, wayang palembang memiliki banyak dalang diantaranya adalah Dalang Lot, Dalang Jan, Dalang Abas, Dalang Abdul Rahim Dalang Agus dan Dalang Ali. Konon wayang ini pernah populer di Palembang. Dalam fungsinya sebagai hiburan maupun untuk ruwatan, namun lambat laun mengalami kemunduran. Tahun 1930 sampai dengan tahun 1978 orang sudah jarang menyaksikan pertunjukan wayang Palembang. Bisa dikatakan orang tidak pernah mendengar lagi keberadaan wayang Palembang.

Setelah begitu lama dalam tidurnya yang panjang (kurang lebih 48 tahun), pada tahun 1978 PEPADI Sumetera Selatan berhasil melacak keberadaan Wayang Palembang dan berusaha membangunkan kembali dari kondisi yang sangat memprihatinkan.
Dilakukan usaha untuk bisa menampilkan kembali wayang Palembang. Dibentuklah sebuah organisasi atau sebuah kelompok seni Wayang yang bernama Sri Palembang dengan dalang Kiagus Abdul Rasyid (orang tua Wirawan). Beralamat di Kelurahan 36 ilir Tangga Buntung Kecamatan Ilir Barat II Kota Madya Palembang. (VAL)
http://www.sayangi.com/gayahidup1/komunitas/read/12022/dewan-kesenian-palembang-gelar-workshop-wayang-palembang

Tidak ada komentar: