Minggu, 17 Juli 2011

malam "nisfu sya'ban"

Cetak E-mail
Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi)
Seri ke-227, Kamis, 25 Oktober 2001
Ditulis oleh Dewan Asatidz

apa yang dimaksud dengan Nisfu Sya'ban? Apa yang sepatutnya kita lakukan pada malam Nisfu Sya'ban itu? Terima kasih.


Nisfu Sya'ban artinya pertengahan bulan Sya'ban. Ini telah menjadi tradisi sekelompok masyarakat Muslim Indonesia untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu di masjid pada malam Nisfu Sya'ban.

Ada riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW banyak melakukan puasa pada bulan Sya'ban, seperti diriwayatkan Bukhari Muslim dari Aisyah: "Tidaklah aku melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan kecuali bulan Ramadhan. Dan aku menyaksikan bulan yang paling banyak Beliau berpuasa (selain Ramadhan) adalah  Sya'ban. Beliau berpuasa (selama) bulan Sya'ban kecuali hanya sedikit (hari saja yang Beliau tidak berpuasa).''

Namun, tidak ada satu dalil pun yang shahih bahwa Rasulullah SAW melakukan puasa khusus Nisfu Sya'ban atau melaksanakan shalat khusus dengan jumlah rakaat tertentu pada malam Nisfu Sya'ban. Kalaupun ada yang melakukan ritual khusus di malam Nisfu Sya'ban ini, hanya beberapa dari kalangan tabi'in dari Syam, seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, dan dalil yang digunakannya pun hadis lemah dan untuk kepentingan fadha'ilul a'mal.

Hal ini tentu jangan mengurangi semangat beribadah kita pada malam dan siang bulan Sya'ban. Perbanyaklah ibadah sunah seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam riwayat Bukhari di atas. Dan, hindari ritual-ritual khusus yang dikerjakan bersama-sama dengan cara serta bacaan tertentu karena di sinilah titik khilafiah/perbedaan pendapatnya. Wallahu a'lam bish shawab. 

Tidak ada komentar: